Kancil Menjadi Hakim Bagian II

Halo sebelumnya kami telah membagikan cerita Kancil Menjadi Hakim Bagian I kali ini masih dengan tokoh yang sama sicerdik Kancil yang berjudul : Kancil Menjadi Hakim Bagian II

Di pagi hari yang cerah, dipinggir sungai, seekor buaya yang sedang berjemur ditimpa pohon tumbang, buaya tidak bisa meloloskan diri dari pohon yang menimpa tubuhnya, buaya hanya bisa berteriak tolong.. tolong.. teriakan yang sangat kencang itu terdengar oleh seekor kerbau yang kebetulan sedang melahap rumput yang tidak jauh dari sungai, kerbau langsung mencari sumber suara itu, tidak lama kemudian.
Hei kerbau tolong saya, tolong keluarkan tubuh saya dari himpitan pohon kayu ini.
Lalu kerbau menolong buaya yang malang itu, diangkatnya pohon kayu dengan tanduknya, buaya itu lolos.
Setelah selesai ditolong, buaya minta tolong lagi, minta supaya kerbau menyeberangkan buaya ke seberang sungai, kerbau tidak menolak, buaya naik kepunggung kerbau lalu berenang menuju seberang sungai, setelah sampai diseberang sungai, buaya tidak mau turun dari atas punggung kerbau, sambil mengatakan saya mau menyantapmu, kerbau terkejut dan berkata 'apa tidak salah buaya', kau sudah saya tolong lantas kenapa mau memakanku, bukanya berterima kasih.


Pada saat itu juga ada tikar hanyut, dipanggil tikar oleh kerbau dan diceritakanlah awal mula buaya ingin memakan kerbau, tikar berkata 'makan saja, buaya', lihat saya ini, diwaktu masih baru dan masih bagus saya sangat disayang oleh manusia, bila kotor dicuci, bila basah dijumur, tapi bila saya sudah rusak, saya dibuang begitu saja. Nanti dulu kata kerbau masih banyak tempat saya mengadu, tidak lama kemudian.
Nah itu dia kursi yang sedang hanyut ucap kerbau, dipanggil kursi itu oleh kerbau dan diceritakan lagi masalah yang terjadi, jawaban kursi sama saja dengan jawaban tikar. Bagaimana kerbau kata buaya, apakah siap disantap? tunggu.. jawab sikerbau, jika sekali lagi ada yang mengatakan jawaban yang serupa dengan tikar dan kursi, maka saya bersedia untuk disantap.
Tiba-tiba muncul sikancil yang turun dari atas menuju sungai untuk hendak minum, dipanggil sikancil oleh kerbau, diceritakan lagi masalah yang terjadi dari awal hingga akhir.
Sikancil termenung pura-pura tidak mengerti apa yang telah terjadi, kancil meminta kerbau supaya ceritanya diulang kembali, kerbau mulai bercerita lagi atas kejadian yang menimpa buaya, setelah mendengar cerita sikerbau, lagi-lagi kancil pura-pura tidak mengerti.
Saya benar-benar tidak mengerti bagaimana kejadian yang sebenarnya 'ucap kancil', sikancil ingin supaya kejadian itu direka ulang, kerbau dan buaya setuju dengan usulan sikancil, mereka pergi ke TKP.
Sesampainya ditempat kejadian, buaya disuruh diam lalu kerbau mengangkat pohon dan dijepitkan kembali ketubuh buaya seperti semula, lantas kerbau berkata 'beginilah kejadian yang sebenarnya', sudah biarkan saja kenapa mau menolong buaya yang jahat 'ucap sikancil'.
Buaya meminta ampun! tolong.. lepaskan lagi pohon yang menjepit tubuhku ini, saya berjanji tidak akan memakan kerbau.
Kancil dan kerbau meninggalkan buaya, akhirnya buaya mati karena ulahnya sendiri.

Bagi para pembaca cerita ini kita harus tahu kebaikkan jangan dibalas dengan kejahatan, karena tidak menutup kemungkinan lambat laun kejadian yang sama bisa saja menimpa kita.